Saturday, March 8, 2014

Terlindungkan



Gelora amukan rahmat sang baskara menelus setiap koyak kain kanopi. Riuh tanda meriah pasar itu.

Meski dalam keriuhan, ada sayup kedengaran, "Khabar baik!!"

Semua pasang mata tertoleh dek bising dari kejauhan. Jarak tak membataskan penglihatan para mata untuk meneliti senyum lebar yang terkoyak di bibir pemuda yang sedang berlari ke mari itu.

Mengah kelenjar merembes keringat. Tak sempat terhelakan nafas, tangki paru-paru seakan merayu meminta dicukupkan. Digagahi. Ada berita gembira yang setiap para hati ada hak keatasnya.

"Khabar baik..." Cungap nafas menghalang bait seterusnya dilafazkan, "...dari langit Ilahi!"



Jarang, atau lebih tepat, tidak pernah saya nukilkan perkara sebegini.

Yang saya faham, ummah perlukan ini. Dan setiap hal berhak diserahkan pada ahli. Saya bukan ahli, cuma menyampaikan apa yang ahli nukilkan.

Dalam buku, Agar Bidadari Cemburu Padamu, Salim A. Fillah ada menyenaraikan apa yang Syaikh Nashiruddin ibn Nuh Al Albani rincikan sebagai syarat pakaian syar'i buat muslimah.
1. Menutup dan melindungi seluruh tubuh, selain yang dikecualikan.
2. Tidak tabarruj.
3. Kainnya tebal.
4. Kainnya longgar, tidak sempit dan tidak jatuh.
5. Tidak diberi wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian lelaki.
7. Tidak menyerupai pakaian kafir.
8. Bukan Libasusy Syuhrah - pakaian yang menampilkan populariti.



"...dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala mereka."
[AnNur, 31]



Ada yang mencarik kain kanopi. Tidak kurang yang menarik kain langsir sama.

Bukan sahaja Kaum Hawa, Adam turut serta sama. Ditanggalkan pakaian yang tersauk pada badan, semata-mata menurut perintah agung darIi langit.

Kekalutan yang teramat. Mengalahkan riuh pasar sepanjang pagi.

Tapi, para hati itu tahu, kepingan-kepingan firman agung dari langit itu takkan pernah membebankan.

[Terlindungkan]
Habiburrahim

Tuesday, March 4, 2014

Quad



“You look…” Wawa angkat wajah dari bekas polisterina ke wajah yang bertanya. Josiah meletakkan bekas plastik berhadapan dengan Wawa. “…different.”

“I take that as a compliment.” Wawa senyum segaris.

“Are you having some kind of celebration or something?” suasana di Quad semakin kecoh di kala tengahari ini.

“Nahh, I was just thinking of having some changes.”

“For worst or better?”

“It depends on the eye of the beholder.” Wawa jungkit bahu.

“I’d say, you look way better.”

Wawa senyum. See..dia orang sangat supportive.

Josiah menyelamkan garpu ke dalam mangkuk mee. Mee yang terlekat disuakan ke mulut.

“Why is it necessary for you guys to wear hijab anyway?” Josiah ikhlas bertanya. “No offense by the way.”

Wawa garu kepala dalam hati. “Well, I may not be the best one to say this, as I didn’t wear a hijab before.” Aduhhh… kalaulah Nadhiya ada... “I’ve come to realize the concept of hijab, it is actually one of the most fundamental aspects of women empowerment.”

Wawa masih memandang Josiah. Josiah masih juga menunggu penjelasan lanjutan.

“When I cover myself, I make it virtually impossible for people to judge me according to the way I look. I cannot be categorized because of my attractiveness or lack thereof.” Err..boleh terima ke mamat ni?

“For instance, people fancy those women with so-called perfect body, while those who are slightly unlucky are often expelled from the community. But I believe Islam has a better way to look at people. People can judge me from the way I want myself to be, from what I have to say, rather than how I look.” Tak ke sikit tak adil kalau dinilai dengan personaliti fisik?

Josiah angguk tanpa riak. Garpu lagi sekali disuap ke mulut. Mulutnya mengunyah lambat.

“Do you shower in that?”


[Quad]
Rather than playing the music
Why don't we try establishing a symphony instead?
Habiburrahim


Gadgets By Spice Up Your Blog